pantai
aku tak pernah liat pantai sampai aku kuliah, tempat asalku nun jauh dari pantai.. tempat yang berada ditengah2 pulau kalimantan.
pertama kali, aku liat pantai secara langsung ketika ada acara dari fki ke pantai batakan... fki, forum komunikasi islam yang ada di fakultas teknik. sekitar jam 10 kita sampai di lokasi.. alhamdulilah aku akhirnya lihat pantai. di sana selain berwisata kita di berikan kuliah umum oleh alumni teknik. nyesel aku ga bawa pakaian ganti, jd aku ga ikut bercebur kaya yang lainnya.
tahun 2008 aku dan anak borneo lainnya yaitu amin, eko, andre, agus dan oki. kita go to batakan.. inilah acara kita GBA INBATAKAN. sebelumnya mr blue sudah ku cek kesiapannya, mr blue adalah motor kesayanganku, sesuai dengan rencana kita berangkat pagi2 lalu kita melewati bati2 kemudian pleihari, di pleihari aku buka peta yang telah dibuatkan putu karena kita ga ada yg tau jalan menuju lokasi, akhirnya bertemulah kita sama jalan yang mengarahkan kita ke batakan. awalnya jalannya mulus tapi lama kelamaan jadi parah mungkin karena musim penghujan, dulu rasanya ga separah ini. setelah beberapa lama, melewati perkampungan, ladang serta hutan kita sampai di batakan. inilah acara kita borneo in batakan, macam2 yang kita kerjakan.. kita menyisiri pantai, bercebur, main bola, naik ke manara pamantau, main2 pasir. inilah pelampisan masa kecil kita yang kurang bahagia, agus bersedia untuk dikubur dengan pasir pantai, dan yang tersisa hanya kepalanya.. foto2 tidak ketinggalan, hampir semua momen kita dokumentasi, beberapa video juga sudah aku rekam dengan mp5 yang masih berfungsi walaupun layarnya sudah pecah. alhasil foto2 itu di pajang di friendster2 kita, video2 itu juga ku upload di youtube. Saat akan kembali ke banjarbaru, di pleihari aku sama amin cari makan di sana. yang lain sudah tak terkejar dan kita tertinggal. jadi kita pulang santai, ga perlu ngebut, hampir isya kita sampai juga di kost.
tidak ada rencana sebelumnya buat bermalam di takisung. siang hari sabtu di bulan juli, amin tiba2 mengajak aku untuk pergi ke pantai takisung, amin di ajak sama asep anak teknik kimia 06 sekaligus anak bem, ku kira kita naik bis unlam. teknik memang mengadakan acara dharma wisata di pantai takisung, petinggi2 kampus, dosen, asdos, tu, anak bem, anak mapala, sudah berangkat lebih awal dengan satu bis unlam dan beberapa mobil dosen dengan keluarganya masing2.
jadi kita naik apa? ternyata kita naik mobil jeep, mobilnya tama anak teknik sipil 06, kita berlima didalam mobil jeep tersebut aku, amin, asep, tama, dan hijrah (anak teknik pertambangan 07) yang dibawa alat pengeras suara untuk acara disana, ban bekas buat api unggun, proyektor, rencananya nanti mau nonton bareng.
sampai dipleihari.. haha kita semua ga tau ke takisung ke arah mana. namun berdasarkan pengalaman amin pernah ke batakan, dan dari tampang amin yg sok taunya itu mengarahkan mobil jeep tersebut ke arah batakan. karena di sepanjang jalan ke batakan ada belokan ke takisung. tapi aku dan yang lainnya ragu. ternyata keraguan kami terjawab, jalan alternatif itu sangat parah tidak layak di lewati oleh mobil, untung mobil off road ini hanya beraksi sejauh setengah kiloan. malam semakin tiba kita masih dalam perjalanan, kita tak tau berapa lama lagi kita akan tiba, bisakh kita menikmati indahnya sunset di pantai takisung.
menjelang isya kita tiba di pantai takisung, aku turun dari mobil, dan subhanallah sungguh indah langitnya, tak pernah aku liat langit seindah ini, Hamparan langit hitam bertabur bintang-bintang elok sekali dipandang. Sayang, aku tak tahu nama rasi bintang yang aku lihat malam itu. Tapi karena sekarang bulan Juli, mungkin rasi yang aku lihat adalah Centaurus dan Crux, satu bintang yang aku lihat paling terang malam itu mungkin Rigil Kentaurus (Alpha Centauri).
tepat sekali waktunya jam makan malam perut sudah menuntut untuk diisi, kita makan malam di kediamannya bapak kepala desa takisung, dengan lauk ikan yang aku tidak tahu namanya, maklum ini ikan laut jadi kusebut itu ikan presto, kita makan dengan lahap.
malamnya kita kumpul di atas bukit yang ada di pantai. di situ ada villa tempat petinggi kampus dan dosen beristirahat. di atas bukit itu kita menghabiskan malam dengan menikmati musik dan mencicipi cemilan yang sudah disediakan, kacang, kue, permen dll. Bapak Dekan memulai konsernya dengan lagu yesterday dari the beatles, setelah beberapa lagu, tri anak teknik sipil 06 yg juga dekat sama anak2 gba diberi kehormatan membawa lagu, tri emang jago memainkan gitar beberapa lagu dimainkan.. dan rame-rame kita semua menyanyikan, dari lagu tempo dulu sampai lagu paling populer sekarang.. semua paling semangat dan lantang saat nyanyi lagu ta gendongnya mbah surip. terus kalo tri lupa kunci lagu saat memainkan gitarnya, tri langsung mengubahnya jadi lagu kuburan band judulnya lupa-lupa ingat.
malam semakin larut kita kembali ke pinggir pantai tempat api unggun kita dinyalakan. di situ tri melanjutkan konser akustiknya.. semakin larut kita semua semakin lelah. dosen tidur di villa, asdos tidur di panggung, mahasiswi tidur di kemah, yang tidak sanggup akan dinginnya pantai tidur di mobil, kaya amin yang lebih baik jadi keong, kepala sama lutut kakinya hampir menyatu hahaha mobil jeep terlalu sempit buat dia tidur. belasan orang memilih mendekati api unggun untuk tidur, Zz.. tidurlah kami di sana. Beratap langit.. beralas bumi.. (sebenarnya sih lebih tepat beralas terpal!)
Malam itu, sebenarnya aku tidak dapat langsung memejamkan mata. aku terbaring dengan mata yang terus memandang ke angkasa. Melihat keelokan ciptaan Yang Kuasa.. terus berkerlip, indah Malam hari ketika langit sudah benar-benar tertutup hitam, bintang-bintang bertaburan di atasnya. Tak berbatas jumlah.. takhenti berkedip, tak henti menyihir aku yang memandangnya.
Mewarnai Bintang
Sekejab aku terhenyak....
Mataku tertumpu pada ribuan kilau bintang.
Dari sudut-sudut sempit, anganku mengalun,menjelajah tanpa batasan ruang.
Masih dalam naungan bias-bias cahaya bintang di malam dingin.
Bintang itu laksana sebuah cita-cita.
Sebuah tujuan yang suatu saat harus kugapai
Sangat.....sangat jauh, tetapi bukan suatu yang tak mungkin
Aku ingin memeluk bintang itu,
memberinya warna tuk mempercantik rona kehidupanku
Namun dalam aroma malam yang sepi,....... dingin.
dalam hentakan nafas kesendirian.
Mungkinkah aku memeluk bintang hanya untuk diri dan kehidupanku?
Sanggupkah aku memapah langkah menuju bintang itu sendiri saja?
Kucoba menyibak lembar-lembar kalbuku lebih jauh
tuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Lembar demi lembar..........kutemukan jawaban yang selalu sama.
Yah....aku tak mungkin sendiri mempercantik kehidupan,
sementara di sana ada jiwa merintih tertikam belati kasih sayang yang kuhujamkan.
Aku ingin menari dan mencipta nada-nada bersamanya
sekedar membawa langkah menuju bintang itu.
.................dan mewarnainya.
Hanya aku dan dia.....Yah.......hanya aku dan dia.
Mungkin malam ini adalah malam yang paling membahagiakan bagi sang bintang.
Seorang insan manusia yang begitu merindukan dan menjadikan sebuah tujuan.
Dan dia............apakah juga akan dijadikannya malam penuh suka cita,
andai dia tahu aku begitu menginginkan tatapan indah matanya, desiran manja kata dan untaian geraknya mengiringi setiap langkahku yang penuh cinta menuju sang bintang.
Ohh.........malam ini aku merasa begitu menyayanginya.
Aku ingin mewarnai bintang bersamanya.
aku terbangun, jam 03.15 semakin lama semakin dingin hembusan angin menusuk jari-jemari kakiku, tangan dan bibirku membeku, aku tak pernah merasa sedingin ini. terpal yang menjadi alas kami basah karena embun angin malam ini, jaket yang kukenakan tidak sanggup menahan dinginnya angin pantai, apakah aku mengalami hipotermia, aku bergegas mendekati api unggun yang sudah mulai redup untuk menghangatkan badan.. satelah badanku sudah cukup hangat. supaya tubuh terus bergerak, aku jalan2 menyisiri pantai sendiri ditengah malam yang sangat dingin, aku berdiri di atas karang menatap indahnya lautan luas yang disinari cahaya bulan, indahnya pesona bintang2 tadi telah meredup setelah kemunculan bulan. setelah puas berdiri di atas karang aku kembali untuk melanjutkan tidurku.
diantara suara ombak sayup-sayup aku dengar suara azan subuh, aku bangun dan mencari amin, kami berdua sholat di mesjid yang tidak jauh dari pantai tersebut.
pagipun datang, kami menyusuri pantai takisung, terlihat jelas kondisi pantai takisung, lebih bersih dari pantai batakan, infrastrukturnya juga lebih baik, cuman pantainya saja kurang luas. Beberapa bentuk karang yang tampak aneh tiba-tiba menjadi studio mini bagi mereka yang memang narsis. pemandangan mercusuar yang terlihat di kejauhan pun jadi sasaran ku sebagai background foto diri sendiri, maklum aku juga penganut ideologi narsisme.
setelah makan pagi dirumah pa kades, ternyata takisung sudah ramai dikunjungi para pelancong, para penjual serta pasar oleh2 sudah mulai sibuk dengan dagangannya. mandi... paling enak bercebur nih, ternyata ombaknya lumayan besar, berenang, lempar2an bola, aku paling suka permainanku sendiri melakukan posisi pertapa kemudian memasang kuda-kuda untuk melawan serangan ombak.. paling asik setelah terdorong sampai seakan-akan tubuh ini terlempar. ternyata permainanku ini di ikuti sama tri dan reza, kita bertiga tidak peduli terhadap status kita sebagai mahasiswa.
aku berenang menuju karang yang malam tadinya aku sempat berdiri di situ, sekarang karang itu sudah dikelilingi air laut, karena air pasang, sekitar 30 meter untuk bisa sampai kesana di tambah karang2 tajam yang tidak terduga keberdaannya serta kesulitan terhadap gelombang yang besar. aku berhasil berada di atas karang tersebut namun perlu kewaspadaan yang tinggi kalau tidak aku akan terhempas ombak dan terbentur/tergores karang. puas dengan kenekatanku aku pun menjauh dari tempat itu. luka kecil di betisku akibat dari kenekatanku itu. ternyata kenekatanku itu diikuti anak2 yang lainnya termasuk hijrah dan dia mendapat luka yang cukup parah dilutut kakinya.
setelah selesai berenang, aku membersihkan diri, karena ada kuliah umum tentang teknik pantai. setelah kuliah berakhir yang ikut dalam kuliah itu diberi 80ribu oleh dosen tersebut, baru pertama ku tahu kuliah diberi uang. uang itu pun kita beli untuk minum es kelapa di warung yang di jaga sama gadis manis dan adik perempuannya, warung itu pun di penuhi oleh kami semua, terdiri dari cowo-cowo dengan kelakuan yang macam2. ada yang sok bantuin membelah kelapanya.. ada yang ngerayuin.. ada yang berebut gelas.. ada yang bengong.. dan aku yang sibuk mengubah status dalam facebookku.
saat kita menikmati es kelapasusunya gadis manis tadi, rombongan yang berangkat pagi ini datang, sebanyak tiga bis. pantai takisung semakin ramai saja.. penuh dengan pengunjung.. penuh dengan pedagang.. beranekaragam kerajinan tangan dijual, juga ada hasil tangkapan dari pantai takisung, adapula yang jual kepiting, keong dan bintang laut yang masih hidup buat mainan anak dan buat koleksi.
makan siang di atas bukit, nasi bungkus, rombongan pagi ini sudah berkumpul, sebelumnya kita menghabiskan waktu dengan konser tunggalnya tri, kemudian main tebak-tebakan dari dosen yang dapat di beri hadiah, salah satu tebak2an yang ku ingat soalnya "menembak dinding kena hidung", jawaban "kentut"
kembali pulang... selamat tinggal takisung, selamat tinggal kolorku, aku kelupaan ambil kolorku yang aku jemur di atas batu, biarlah kolorku jadi oleh-oleh buat takisung, biar suatu hari nanti aku ke sana lagi.
Jumat, 07 Agustus 2009
KISAHKU DI PANTAI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar